Pages

 

Jumat, 08 November 2013

Agenda Kegiatan Qiraati Korcab Temanggung 2013/2014

2 komentar


Agenda Kegiatan Qiraati Korcab Temanggung 2013/2014

A.    MMQ CABANG
Pelaksanaan : 3 bulan sekali mulai pukul: 08.00 WIB – Selesai.
No
Tempat
Pelaksanaan
1
TPQ Al Fatah Kwaluhan Temanggung
Ahad, 17 November 2013 / 13 Muharam 1435 H
2
SDIT Cahaya Insani Temanggung
Ahad, 16 Februari 2014 / 16 Rabi’ul Akhir 1435 H
3
TPQ Al Hidayah Kentengsari Parakan
Ahad, 18 Mei 2014
4
TPQ Al Barokah Traji Ngadirejo
Ahad, 21 September 2014

B.     MMQ KORCAM
Pelaksanaan : Selapan sekali mulai pukul: 13.30 WIB – Selesai. Tempat: Menyesuaikan.
No
Tempat
Pelaksanaan
Waktu
1
Temanggung
Jum’at Pon
13.30 – Selesai
2
Bulu
Jum’at Kliwon
3
Parakan
Jum’at Pahing
4
Bansari + Ngadirejo
Jum’at Wage

C.    IMTAS
Pelaksanaan : bulan Rajab 1435 H pukul: 07.00 WIB – Selesai.
No
Kegiatan
Pelaksanaan
Tempat
1
Pra Imtas Lembaga
Sebelum bulan Rajab 1435 H
Lembaga masing-masing
2
Imtas Lembaga
Sebelum tanggal 10 Rajab 1435 H
Lembaga masing-masing
3
Imtas Korcam
Tanggal 10 – 20 Rajab 1435 H
Menunggu
4
Imtas korcab
Tanggal 20 – 30 Rajab 1435 H
Menunggu

D.    Metodologi
No
Kegiatan
Pelaksanaan
Tempat
1
Metodologi Penyegaran
8 Juni dan 14 Desember 2014
Korcam masing-masing
2
Metodologi Dasar
Sesuai jadwal Tashih
Menunggu
3
Metodologi Emergency
Sesuai pengajuan lembaga ke Korcam
Menunggu
4
Metodologi Penyegaran
Tanggal 20 – 30 Rajab 1435 H
Menunggu





Read more...

Jumat, 12 April 2013

Pidato Pembawa Acara Khotmil Quran

6 komentar

Pidato Pembawa Acara Khotmil Quran


Kepada Sesepuh dusun Banyurip serta Koordinator Qiraati cabang Temanggung yang kami mulyakan.
Yang kami mulyakan para ustadz-ustadzah qiraati se-Kabupaten Temanggung.
kepada para Wali santri Khotmil quran ke-.... dan para tamu undangan yang kami hormati, dan tak lupa santriwan-santriwati pon pes Hidayatul Mubtadi-in yang kami banggakan.

Pertama marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan NikmatNya kepada kita, sehingga pada kesempatan yang penuh rahmat ini, pada acara Attasyakur li Khotmil Quran wal Imtihan ini, kita masih diberi kesempatan untuk bertatap muka dengan tanpa halangan suatu apapun. Untuk itu sebagai wujud kesukuran kita, marilah kita ikrarkan dengan bacaan tahmid:  Alhamdulillahirobbil ‘alamiin…. .
Yang kedua sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan kita baginda Muhammad SAW yang telah menuntun umatnya melalui mukjizatnya yang agung yang berupa Al Quran, sehingga kita tetap berada dijalan yang lurus. Semoga dengan adanya acara ini, kita tergolong umatnya yang mendapat syafaat Al Quran dan beliau besok di hari kiamat, amiin.

Para hadirin Rohimakumullah!
Saya disini sebagai pembawa acara pada acara Attasyakur li Khotmil Quran wal Imtihan akan membacakann susunan acara yang insyaallah akan berlangsung pada kesempatan ini.
Acara:
Yang pertama           : pembukaan
Yang kedua              : Prosesi KHOTMIL QUR’AN  dan Do’a        ( Ad-Dhuha sampai An-Nas )
Yang ketiga              : Sambutan
-          Panitia
-          Kepala TPQ
-          Pengurus
-          Wali Santri Khotmil
Yang keempat          : Lalaran / Hafalan Uraian Ghorib Hal 44 dilanjutkan Hafalan Tajwid.
Yang kelima             : Imtikhan / Tanya jawab                       ( dipandu oleh Guru Finishing )
Yang keenam           : Sambutan Koordinator Cabang
Yang ketujuh           : Pembagian Ijasah
Yang kedelapanan   : Mushofahah / bersalam-salaman
Yang kesembilan      : Doa
Yang terakhir           : penutup

Demikian rangkaian acara yang akan berlangsung pada kesempatan ini. Mengingat waktu yang sudah semakin malam/siang, untuk itu marilah acara ini kita buka dengan bacaan umul kitab:

Terima kasih atas bacaan umul kitabnya, semoga bisa menjadi wasilah kita agar acara pada kesempatan ini bisa berjalan lancar tanpa ada halangan suatu apapun. Amin Ya Robbal Alamin.

Acara selanjutnya prosesi Khotmil Quran oleh santriwan-santriwati khotam, kepada para santri khotmil dipersilahkan naik ke podium.
Demikianlah acara prosesi Khotmil Quran beserta doa, semoga kita mendapati barokah dari bacaan ayat suci Al Quran tersebut. Amin. Kepada para santri khotim kami persilahkan menempati tempat duduk masing-masing kembali.

Acara selanjutnya: sambutan-sambutan,
Sambutan yang pertama: ……  kepada beliau kami persilakan.
Demikian sambutan dari: ………., kepada beliau kami haturkan terima kasih.
Sambutan yang kedua oleh:...... selanjutnya sambutan dari: ……
Demikian sambutan dari: ……….., kepada beliau kami haturkan terima kasih, dst.

Acara yang keempat adalah hafalan uraian Ghorib yang dilanjutkan hafalan pelajaran Tajwid oleh santri khotmil.
Demikian prosesi hafalan uraian Ghorib dan hafalan pelajaran Tajwid oleh santri khotmil, semoga para santri khotmil diberi keistiqomahan dan kekuatan dalam menjaga ilmu yang telah mereka peroleh, amiin. Kepada para santri khotmil dimohon untuk tetap ditempat duduk masing-masing.

Acara yang kelima adalah prosesi tanya jawab yang akan dipandu oleh: ......... kepada ustadz:....... kami persilahkan untuk kepodium.
Demikianlah prosesi tanya jawab yang telah menunjukkan kemampuan serta kelebihan dan kenikmatan Allah yang telah diberikan kepada hambanya yang berilmu. Dan kami ucapkan terima kasih kepada ustadz:...... yang telah memandu acara prosesi tanya jawab hingga selesai.

Acara yang keenam adalah sambutan oleh koordinator Qiraati cabang Temanggung, kepada yang mewakili kami persilahkan.
Demikian sambutan dari: ………., kepada beliau kami haturkan terima kasih.

Acara yang ketujuh adalah prosesi penyerahan ijazah santri, kepada para santri khotmil dipersilahkan untuk kembali ketempat duduk masing-masing, dan kepada para wali khotmil dimohon persiapannya untuk mendampingi putra-putrinya dalam penerimaan ijazah santri khotim.
Untuk penerima ijazah yang pertama, kami panggil ananda: ......... buah hati Bp:..... dan Ibu:........ kepada ananda:...... kami persilahkan naik ke podium beserta bapak ibu.
Kepada ust:....... (koordinator cabang), kami mohon untuk memberikan ijazah kepada santri khotmil.
Kepada ustdz: ........ Kami ucapkan terima kasih, kepada santri dan wali santri khotmil terpanggil, kami persilahkan kembali ketempat duduk semula. Dst.
Demikian acara penyerahan ijazah santri khotmil angkatan ke-4.

Acara yang kedelapan adalah musyafahah/ ucapan selamat kepada para santri khotmil







 Demikianlah acara Attasyakur li khotmil quran wal ikhtitam, yang telah terlaksana dengan penuh kenikmatan dan kerahmatan, semoga di tahun yang akan datang, Pon Pes Hidayatul Mubtadi-in bisa mengadakan kembali, amiin. Dari kami selaku pemandu acara, apabila dari awal sampai akhir ada kesalahan kata-kata dan perbuatan kami mohon maaf, kami akhiri: …………


Read more...

Jumat, 15 Maret 2013

Mengenal Gus Yusuf API Tegalrejo Magelang

0 komentar

Mengenal Gus Yusuf

Oleh: Ja'far Shodiq

Foto Saya 
K.H Muhammad Yusuf Chudlori di tengah-tengah masyarakat lebih dikenal dengan sebutan khas kaum pesantren, yakni Gus Yusuf. Sebutan ini didasarkan oleh faktor kesejarahan atau latar belakang beliau yang merupakan salah satu dari sebelas putra dan putri ulama kharismatik Tegalrejo Magelang al-marhum al-magfurlah K.H Chudlori (w.1977), pendiri (muasis) Ponpes Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang yang didirikan pada tahun 1944 M. Pada tahun 2008 ini Ponpes tersebut memiliki ± 3.500 santri putra dan ± 2.500 santri putri.
Gus Yusuf yang lahir di Magelang pada 9 Juli 1973 ini sangat terkenal sebagai kiai muda yang dekat dengan berbagai kalangan. Hal ini dikarenakan selain beliau mengasuh pesantren, memberikan hikmah-hikmah keagamaan kepada masyarakat di berbagai majlis ta’lim, juga masih mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk perjuangan sosial-kemasyarakatan.
Diantara perjuangan sosial-kemasyarakatan yang digeluti oleh beliau adalah, mengelola komunitas kesenian-kesenian tradisional yang ada di Kab. Magelang, penasehat organisasi Komunitas Gerakan Anti Narkoba dan Zat Adiktif (KOMGANAZ) Kab. Magelang, mengelola radio komunitas (Fast-FM) yang menyiarkan program-program populis untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, mulai dari kajian keagamaan, mujahadah, berita-berita aktual, konsultasi kesehatan, bincang bisnis, infotainment, dsb.
Walaupun Gus Yusuf berlatar belakang pendidikan pesantren tapi beliau sangat dekat dengan para aktifis muda dan aktifis mahasiswa yang berlatar belakang pendidikan formal (sekolahan). Kedekatan ini dapat terjalin karena Gus Yusuf adalah kiai yang terbuka (egaliter) untuk berdiskusi dengan kalangan aktifis muda sebagai upaya mengurai kenyataan yang selalu berkembang seiring dengan lajunya zaman.
Aktifitas dengan kalangan muda dan mahasiswa diantaranya dapat dilihat dari seringnya beliau terlibat dalam forum-forum diskusi kaum muda NU Jawa Tengah, bahkan beliau adalah salah satu penggagas dari forum-forum diskusi di kalangan kaum muda NU tersebut. Dalam jumlah yang tidak terhitung, beliau juga sering diminta mengisi seminar, talk show, dan bentuk diskusi lainnya mulai dari tingkat lokal, nasional sampai tingkat internasional, terutama dalam forum-forum diskusi yang mengangkat tema seputar pluralisme, toleransi antar umat beragama, kebudayaan, tasawuf, dan peneguhan nilai-nilai kebangsaan.
Latar Belakang Keilmuan
Dalam bidang keilmuan, pada usia dini sampai usia SD, Gus Yusuf menempa ilmu di pondok pesantren ayahnya. Selanjutnya beliau menempa diri dalam ilmu agama pada beberapa pondok pesantren. Tahun 1985-1994, Gus Yusuf nyantri di Pesantren Lirboyo Kediri Jawa Timur di bawah asuhan KH Idris Marzuki. Selanjutnhya beliau menengguk ilmu di Pesantren Salafiyah Kedung Banteng Purwokerto, terakhir Gus Yusuf memperdalam ilmu keagamaan di Pesantren Salafiyah Bulus, Kebumen.
Karena latar pendidikan pesantren inilah, maka transformasi kelimuan melalui tradisi lisan (tutur) sudah menjadi bagian dari diri suami Vina Rohmatul Ummah (22) ini. Selain menyampaikan ilmunya di Pesantren API Tegalrejo (asuhannya), beliau juga sering berceramah di banyak majlis ta’lim, serta di radio Fast FM kelolaannya yang beralamat di Jl. K.H Hasyim Asy’ary No. 7 Pagotan Tegalrejo Magelang. Jadi, dalam hal berpanjang-panjang kata lewat lisan, kepiawaiannya tak usah diragukan.
Belakangan, Gus Yusuf yang merupakan ayah dari Ahmad Haikal Tanjani Khumaid (6), Yusfina Zahru Tsania (4), dan Aqila Alaya Sya’an (1,5) itu begitu antusias mengembangkan konsep tasawuf yang berdimensi sosial. Hal tersebut paling tidak bisa dilihat dari dakwah-dakwahnya yang disampaikan lewat siaran di radionya. Selain itu, beliau juga sangat gandrung pada persoalan kebudayaan. Kedekatannya dengan kalangan budayawan seperti Gus Mus, Cak Nun, Romo Kirjito, Tanto Mendut, Slamet Gundono, dan banyak lagi yang lain merupakan bukti dari kegandrungannya terhadap dunia kebudayaan.
Kecintaannya dengan dunia kebudayaan tersebut juga menjadi pilihan metode dakwah keagamaan beliau, yakni berdakwah dengan pendekatan ala Sunan Kalijaga. "Orang mungkin menganggap tasawuf itu sesuatu yang elitis dan sukar dipahami. Padahal kalau didedah secara sederhana dan diaplikasikan dalam dimensi kemasyarakatan, pasti akan mudah dipahami. Pola-pola dakwah Sunan Kalijaga tidak sedikit kandungan tasawufnya. Dan itu masih relevan untuk zaman sekarang." Tutur beliau penuh keyakinan.
Berjuang untuk Kepentingan Umat
Siklus zaman yang sedang sampai pada upaya demokratisasi sistem kehidupan di negeri ini, yang ditandai dengan terjadinya gerakan reformasi pada 1998, membangkitkan ghirah Gus Yusuf untuk bersama-sama dengan umat berjuang meningkatkan harkat hidup, merdeka, sejahtera, berdaulat, adil dan makmur. Dalam situasi bangsa yang dilanda krisis demikian akut sejak tahun 1997 ini, maka pilihan politik untuk perjuangan keumatan harus segera dijatuhkan.
Berangkat dari realitas sejarah bahwa selama kurang lebih 32 tahun negeri ini telah dikuasai oleh rezim otoriter, sehingga rakyat kebanyakan dibungkam hak-haknya untuk berekspresi, berpendapat, berkumpul, apalagi mengaktualisasikan ide-idenya dalam gerakan perjuangan. NU sebagai bagian integral dari rakyat Indonesia yang mayoritas hidup di pedesaan dalam tradisi pesantren juga telah dimatikan peran politik keumatan dan kebangsaannya. Maka, momentum reformasi menjadi titik awal kaum ’sarungan’ untuk bangkit kembali dengan didirikannya Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) oleh para ulama kharismatik pada 23 Juli 1998. Jejak para ulama inilah yang telah membangkitkan semangat Gus Yusuf untuk mengabdikan tenaga dan pikirannya dalam perjuangan politiknya melalui Partai Kebangkitan Bangsa.
Politik bagi Gus Yusuf adalah sebagaimana makna politik dalam Islam. Dalam Islam politik disebut dengan istilah Siyasyah (Indonesia: siasat), tapi siasat di sini adalah dalam makna positif. Siasat dijalankan adalah dalam kerangka memenuhi kemaslahatan, bukan kemadlaratan. Ini sesuai dengan kaidah fiqih "tasharruf al-imam 'ala al-ra'iyyah manut bil maslahah" (kebijakan penguasa politik yang diberlakukan untuk warga Negara harus berorientasi pada kemaslahatan atau kesejahteraan umat).
Gus Yusuf menemukan makna perjuangan politik di atas dalam Partai Kebangkitan Bangsa, karena PKB memiliki kriteria tentang kesejahteraan umat (al-maslahah al-'ammah), yaitu: (1) kemaslahatn itu bersifat esensial: kepentingan yang secara praksis-operasional mampu mewujudkan kesejahteraan umum dan mencegah timbulnya kerusakan; (2) maslahah itu ditujukan untuk kepentingan rakyat banyak, bukan semata-mata individu; dan (3) maslahah itu tidak bertentangan dengan ketentuan atau dalil-dalil umum atau nash.
Selain kriteria kesejahteraan umat di atas, yang menjadikan Gus Yusuf ’se-hati’ dengan cita-cita politik PKB adalah kandungan mabda’ siyasy (prinsip-prinsip dasar politik) PKB, yakni menjamin hak-hak dasar rakyat yang harus dipenuhi oleh kebijakan pemerintah. Hak-hak dasar tersebut adalah: (1) kebebasan beragama atau mempertahankan keyakinan (hifz ad-din), sebagaimana dijamin dalam UUD 45; (2) keselamatan jiwa atau fisik dari tindakan di luar ketentuan hukum (hifz an-nafs); (3) keselamatan atau kelangsungan hidup keturunan atau keluarga (hifz an-nasl); (4) keamanan harta benda atau hak milik pribadi (hifz al-mal); dan (5) kebebasan berpendapat dan berekspresi (hifz al-'aql).
Mengembalikan Kedekatan PKB dengan Basis
Prinsip-prinsip perjuangan di ataslah yang menjadikan Gus Yusuf sampai hari ini masih mencurahkan tenaga dan gagasan-gagasannya di partai yang dilahirkan oleh Ormas Islam terbesar (NU) ini. Kiprahnya di dunia politik semata-mata dimaknai sebagai manifestasi diri sebagai insan yang mempunyai tanggung jawab untuk menjaga dan memperjuangkan keharmonisan dan keadilan dalam menata hidup secara kolektif. Beliau tidak pernah sama sekali berkeinginan untuk menjadi anggota legislatif atau bahkan kepala daerah.
"Untuk hidup keluarga saya, alhamdulillah saya masih cukup secara ekonomis. Saya masih punya sawah yang bisa digarap, sedikit-sedikit saya juga sudah mulai berwira usaha. Hal ini saya lakukan agar saya tidak mudah tergiur oleh ’kue-kue’ politik dan pragmatisme sesaat." Tutur Gus Yusuf.
Keteguhan komitmen beliau inilah yang memunculkan kepercayaan dari warga PKB sehingga pada tahun 1999–2007 beliau dipercaya memimpin DPC PKB Kab. Magelang. Setelah berkhidmat di DPC PKB Kab. Magelang selanjutnya Gus Yusuf ditunjuk oleh DPP PKB melalui keputusan rapat pleno DPP PKB pada 1 Mei 2007 untuk menjadi Pjs Ketua Dewan Tanfizd DPW PKB Jawa Tengah mengggantikan posisi Abdul Kadir Karding yang ditarik sebagai pengurus DPP PKB.
Transisi struktural yang terjadi di PKB Jawa Tengah dengan pengangkatan Abdul Kadir Karding sebagai pengurus DPP, menurut Gus Yusuf perlu dibarengi dengan pembenahan kultural. Dalam sebuah kesempatan ketika dihubungi Gus Yusuf menyampaikan “Di tubuh PKB sedang terjadi dua transisi, yakni transisi struklural dan transisi kultural. Transisi struktural lebih pada berjalannya roda organisasi untuk menjaga soliditas pengurus DPW dan DPC PKB se-Jawa Tengah. Sedangkan transisi kultural adalah bagaimana mengupayakan agar PKB lebih dekat dengan basis partai, yakni rakyat, pesantren, dan yang tidak kalah penting adalah kiai”. Selama ini pola hubungan antara yang struktural dengan yang kultural kurang berjalan secara seimbang. Yang sering diutamakan lebih pada hubungan struktural. Maka yang terjadi, kedekatan kultural sebagai pokok perjuangan partai menjadi tersisihkan.
Ketika proses sudah berjalan secara alamiah, dengan pengangkatan dirinya sebagai Pjs ketua DPW PKB Jateng, Gus Yusuf menilai bahwa ini adalah amanat. Ketika ditanya apa visi politiknya untuk membawa PKB Jateng ke depan, Gus Yusuf menjelaskan bahwa PKB tetap harus meneguhkan sebagai partai yang bergerak dijalur kultural, karena basis PKB memang dari akar rumput (grass root). “PKB tetap harus berjalan seiring dengan para kiai, karena memang beliau-beliau itu yang mendirikan PKB untuk kepentingan rakyat dan bangsa ini” tutur Gus Yusuf menegaskan arah perjuangan PKB Jawa Tengah ke depan. [jf] 

sumber: http://gusyusuf.blogspot.com/2008/02/mengenal-gus-yusuf.html
Read more...